Breaking News

Anti Kritik, Pertanda Demokrasi Tidak Berjalan Baik.


BONE, KOMPAK NUSANTARA.COM --Kritik merupakan jantung dalam berdemokrasi. Tanpanya, sistem demokrasi tidak akan berjalan karena kritik dari berbagai elemen masyarakat merupakan alat pengontrol dan penyeimbang kekuasaan pemerintah agar terciptanya suatu pemerintahan yang demokratis dan terhindar dari jurang otoritarianisme.

Sebuah upaya peniruan pada atribut-atribut demokrasi dengan tujuan untuk menyamarkan tindakan yang sebenarnya kontraproduktif dengan nilai-nilai demokrasi.

 Sudah menjadi pengetahuan umum jika kritik tidak disertai dengan tersedianya ruang kebebasan berpendapat dan berekspresi maka demokrasi tidak akan berkembang. Oleh karena itu, sudah seharusnya kritik dirawat, dihargai dan dimaknai sebagai pesan untuk berbenah diri dibandingkan sebagai sebuah ancaman eksistensi pemerintahan.

 Hal yang tidak senada terjadi di Kabupaten Bone, suatu hal yang ironis karena bertolak belakang dengan realita yang terjadi di lapangan karena kualitas demokrasi di Kab. Bone terus menurun seiring meningkatnya tendensi pembungkaman suara masyarakat oleh aksi represif dari para aparat.

Istilah kritik tentu tidak asing di telinga, meskipun begitu, sudahkah siap menghadapi kritik yang ditujukan kepada diri sendiri? Semua orang tanpa terkecuali, tentunya pernah menerima atau mendapatkan kritik.

Kritik ini sekilas terdengar sebagai hal buruk yang dihindari oleh siapa saja. Apalagi jika MENTAL tidak siap menerima KRITIK. Namun, menerima kritik ternyata hal penting.

 Khususnya untuk para pemimpin pembuat kebijakan dan yang aktif membuat karya dengan kualitas baik. Seperti pemerintah di Kab. Bone punya cara sendiri dalam menghadapi kritik yang muncul dari masyarakat. ribuan massa yang tergabung dari masyarakat dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Bone, Aksi demo besar-besaran ini dalam rangka menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2).

Alih-alih bupati dan wakilnya menutup mata. Para unjuk rasa/peserta aksi diperhadapkan dengan Petugas kepolisian dengan peralatan lengkap seperti perisai, tongkat dan pelontar gas air mata, mengejar dan menangkap mahasiswa hingga di pukuli oleh polisi.Peristiwa ini menjadi catatan sejarah di Kabupaten Bone.(Penulis Andi Raihan Amry Ketua Umum DPP KEPMI Bone 2021-2023).

Penulis: Raihan Aktivis Pemuda 

0 Komentar

Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia
© Copyright 2022 - KOMPAK NUSANTARA